renungan kristen tentang makna natal

Sebab Natal bukan perayaan meriah tanpa arti seperti yang disampaikan Michael Ross-Watson dalam buku Promise -- The True Meaning of Christmas. Nah, membaca dan menggali buku renungan karya Michael Ross-Watson ini dapat menjadi pilihan kita untuk mengisi dan merayakan masa Adven secara berarti. KiranyaTuhan yang Maha Pengampun menolong kita dalam merayakan Natal dapat pula mengampuni orang yang bersalah kepada kita dan dengan rendah hati mengakui keselahan kita kepada orang yang kepadanya kita telah bersalah, tidak membawanya memasuki Tahun yang baru. Mengampuni adalah melepaskan hak untuk membalas atau menghukum kembali. Pohonnatal adalah ungkapan hati manusia dalam menyambut natal yang suci, menyambut bayi yang ditunggu-tunggu. Menyambut kasih Allah yang diberikan untuk manusia. Pohon cemara yang banyak dipakai jadi pohon natal adalah pohon yang tahan dalam segala musim. Bagisebagian orang, makna hari Natal adalah hari libur menjelang akhir tahun. Bagi beberapa orang lain, ini berarti kesempatan bersenang-senang, bahkan berpesta pora. Bagi yang lain lagi, inilah kesempatan untuk mengeruk keuntungan bisnis sebesar-besarnya dengan menempelkan label Natal pada apa saja yang mereka perdagangkan. MenjelangNatal 2021, berikut ini kumpulan ayat Alkitab yang mengingatkan tentang makna Natal yang sebenarnya. Senin, 20 Desember 2021 20:09 WIB Penulis: Kristina Wulandari Recherche Site De Rencontre Gratuit Non Payant. - Berikut ini ayat Alkitab yang mengingatkan tentang makna Natal. Perayaan Natal tinggal menghitung hari, seluruh umat Kristiani akan merayakan Hari Raya Natal 2021 pada Sabtu 25/12/2021. Makna perayaan Hari Natal bagi orang Kristiani ialah peringatan sukacita kelahiran Sang Juruselamat, Yesus Kristus. Baca juga Ucapan Selamat Hari Natal 2021, Cocok untuk Dibagikan di Media Sosial Baca juga Daftar Lagu Rohani Kristen untuk Perayaan Hari Natal 2021 Malam Kudus hingga Gita Sorga Bergema Perayaan Hari Natal tahun 2021 ini mengambil tema “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan”. Tema Natal Tahun 2021 kali ini dikutip dari ayat Alkitab 1 Petrus 1 22. “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.” Kumpulan Ayat Alkitab yang mengingatkan tentang makna Natal sebenarnya. Berikut ini adalah kumpulan Ayat Alkitab yang mengingatkan tentang makna Natal dikutip dari Odyssey dan Alkitab. 1. Matius 121 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. 2. Matius 123 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” – yang berarti Allah menyertai kita. 3. Lukas 210-11 Lalu kata malaikat itu kepada mereka ”Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa Lukas 210 Makna Natal yang sesungguhnya adalah makna Natal yang sejati, khususnya bagi orang Kristen atau orang percaya, yang didasarkan pada kebenaran Alkitab sebagai firman Tuhan. Makna Natal yang sesungguhnya atau makna Natal yang sejati, sangat perlu untuk kita ketahui. Sebab bagi kita orang percaya, Hari Natal sejatinya bukan sekedar hiruk pikuk pesta atau perayaan keagamaan, melainkan sarana perenungan atau refleksi diri. Maka makna Natal yang sesungguhnya atau makna Natal yang sejati menjadi penting bagi kita, sehingga kita dapat merenungkan atau merefleksikannya dalam hidup. Seperti kita tahu, dewasa ini Natal sudah menjadi hari perayaan yang universal, bukan lagi hanya perayaan keagamaan umat kristiani. Baca juga 10 Khotbah Terbaik Tentang Natal Kendati banyak orang di luar umat kristiani yang menolak sekedar untuk ikut merayakan natal bahkan untuk mengucapkan Selamat Natal sekalipun, namun tampaknya lebih banyak lagi orang yang terlibat “merayakannya”. “Merayakan” yang dimaksud di sini tentu bukan dalam arti religius, tetapi dalam arti umum, sekedar pesta dan bersenang-senang di hari libur. Baca juga 7 Karakter Tokoh Natal Yang Patut Diteladani Bahkan di beberapa tempat, seperti di diskotik, natal “dirayakan” secara tidak benar, dengan huru-hara, pesta pora dan melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya. Di sisi lain, hiruk-pikuk dan gemerlapnya perayaan natal, sekalipun dirayakan secara benar, dapat mengaburkan makna natal yang sesungguhnya. Baca juga 7 Alasan Mengapa Orang Kristen Merayakan Natal Oleh karena itu, perlu direnungkan kembali makna natal yang sesungguhnya, sehingga esensi natal tidak hilang begitu saja oleh hiruk-pikuk dan gemerlapnya perayaan natal, bahkan oleh “perayaan” natal yang tidak benar. Lalu, apakah makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati menurut Alkitab dan pandangan Kristen/Katolik? Artikel ini akan mencoba membahasnya. 1. Natal Adalah Pengorbanan Makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati yang pertama adalah pengorbanan. Karena kasihNya kepada manusia yang berdosa, Allah rela mengorbankan anakNya yang tunggal, Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari dosa Yohanes 316. Manusia yang telah jatuh dalam dosa seharusnya akan mati menanggung dosa-dosanya, namun Allah yang pengasih dan penyayang rela mengorbankan anakNya yang tunggal untuk mati menggantikan kita. Allah berkorban dalam peristiwa natal. Demikian juga dengan orang-orang pada peristiwa natal, mereka juga turut berkorban. Para majus mengorbankan persembahan-persembahan mereka emas, perak, dan mur Matius 211, sebagai “kado natal” terindah mereka kepada bayi Yesus. Juga Yusuf dan Maria harus berkorban di hari natal. Maria dan Yusuf harus mengorbankan perasaan mereka untuk menerima bayi Yesus yang bukan anak mereka sendiri, dan ketika mereka masih belum resmi berstatus sebagai suami istri. Selain itu, mereka juga harus berkorban ketika pergi dari Nazaret ke Betlehem, di mana Maria dalam keadaan mengandung. Dan ketika Herodes Agung berencana membunuh bayi-bayi di Betlehem, mereka juga harus mengungsi ke Mesir untuk beberapa lama, hingga Herodes Agung meninggal dunia. Sah-sah saja jika kita mengharapkan kado natal pada hari natal. Tetapi alangkah baiknya jika kita juga memberikan kado di hari natal, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Namun yang terutama adalah “pengorbanan” kita bagi Yesus yang telah rela datang ke dunia untuk membebaskan kita dari belenggu iblis dan dosa serta memberi kita hidup kekal di sorga bersamaNya. Pengorbanan apakah yang telah kita lakukan untukNya? 2. Natal Adalah Solidaritas Makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati yang kedua adalah solidaritas. Anak Allah yang kudus rela datang ke dunia dan menjadi sama seperti manusia. Dia adalah Allah, yang pada hakekatnya setara dengan Allah Bapa, namun Ia rela mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang manusia/hamba agar bisa mati bagi dosa-dosa dunia Filipi 25-8. Yesus adalah Tuhan, turun dari singgasanaNya di sorga dan datang ke bumi dengan cara berinkarnasi, mengambil rupa seorang manusia dan tinggal di antara manusia Yohanes 11,14. Yesus tinggal di antara manusia yang berdosa, bejat dan memberontak kepada Allah. Ia melakukan hal itu agar Ia dapat melayani manusia dan mati bagi mereka. Itulah sebabnya namaNya disebut Immanuel Tuhan beserta kita Matius 121-23. Lewat natal kita diingatkan untuk menunjukkan rasa solidaritas dan persaudaraan terhadap mereka yang terhilang, miskin, terpinggirkan, dan menderita. 3. Natal Adalah Kesederhanaan Makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati adalah kesederhanaan. Anak Allah yang kudus lahir bukan di ibu kota Israel, Yerusalem, atau di ibu kota kekaisaran Romawi, Roma, namun di kota kecil Betlehem Lukas 24-6. Dia juga tidak lahir di istana, namun di dalam palungan, atau tempat makan ternak Lukas 27. Tidak juga di dalam keluarga raja atau bangsawan yang terhormat, juga tidak di dalam keluarga orang kaya, tetapi di dalam keluarga tukang kayu yang sederhana, Yusuf dan Maria. Jika Dia mau, sebenarnya Ia bisa saja memilih lahir di kota besar saat itu, seperti Yerusalem atau Roma, atau lahir di keluarga kaya atau bangsawan, bukan di dalam keluarga tukang kayu yang sederhana. Namun Ia tidak melakukannya. Ia lahir dan hidup secara sederhana. KelahiranNya pun diberitakan bukan kepada para raja, nabi atau orang besar, namun kepada para gembala domba yang sederhana Lukas 28-12. Kita patut merayakan natal secara sederhana, bukan dengan kemewahan, sebab peristiwa natal yang pertama pun sangat sederhana. Tidaklah salah membeli pakaian baru pada hari natal, membuat kue-kue dan makanan yang lezat, menghias gereja dan rumah kita dengan ornamen-ornamen natal, tetapi jangan sampai kesederhanan natal menjadi hilang dari perayaan kita. 4. Natal Adalah Universalitas Makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati lainnya adalah universalitas. Natal adalah bagi semua orang dari segala bangsa. Hal ini tampak dari pemberitahuan malaikat kepada para gembala di padang Efrata. Malaikat tersebut mengatakan bahwa kabar yang dibawanya ditujukan bagi segala bangsa Lukas 210. Hal ini juga tampak dari kedatangan para majus dari Timur, yang jelas bukan orang Israel. Mereka datang dari negerinya untuk menyembah Juruselamat yang baru lahir. Mereka datang bukan atas inisiatif mereka sendiri, tetapi karena dituntun oleh Allah sendiri lewat sebuah bintang di langit. Baca 7 Fakta Tentang Orang Majus Yang Perlu Anda Tahu. Hal ini menunjukkan bahwa Allah memaksudkan natal untuk segala bangsa, termasuk orang-orang majus dari Timur ini. Jadi natal ditujukan bukan hanya kepada orang Israel saja, sebagai umat plihan Tuhan, tetapi kepada semua bangsa di bumi Lukas 230-32. Kita dapat mengundang setiap orang untuk menerima kasih natal tersebut. Siapa saja yang mau percaya dan menerima bayi natal, dapat turut merayakan natal. Pages 1 2 RENUNGAN PAGI Filipi 25-8 Merayakan Hari Natal sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang Kristen. Oleh karena itu seringkali makna Natal yang sesungguhnya tidak lagi begitu dipedulikan. Maka wajarlah bila perayaan Hari Natal itu tidak lagi membawa perubahan apa-apa bagi mereka, kecuali keletihan dan anggaran keuangan yang semakin menipis. Hari Natal memang sudah biasa dirayakan, tetapi sebenarnya Hari Natal tetap merupakan hari yang luar biasa. Hari Natal mengingatkan orang-orang percaya bahwa Allah pernah datang ke dalam sejarah umat manusia. Hari Natal bukan sekedar merayakan hari lahirnya seorang bayi yang bernama Yesus, tetapi mengingatkan umat manusia bahwa Allah telah berinkarnasi menjadi manusia untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang berdosa. Pada Hari Natal hendaknya setiap umat Tuhan tidak hanya berpesta ria, tetapi perlu pula menyisihkan waktu untuk merenungkan secara mendalam akan makna yang terkandung dalam inkarnasi Tuhan Yesus. Allah berfirman melalui Rasul Paulus, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” Fil. 2 5 – 8. Firman Tuhan itu berseru kepada setiap orang percaya untuk meneladani Tuhan Yesus Kristus yang telah berinkarnasi pada Hari Natal. 1. TUHAN YESUS TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI Tuhan Yesus yang di dalam hati dan pikiran-Nya tidak hanya mementingkan diri sendiri, perlu diteladani. Manusia berdosa yang egois dan egosentris cenderung hanya memikirkan diri sendiri tanpa mempedulikan orang lain. Kalaupun ia memperhatikan orang lain, seringkali itu dikarenakan dua hal orang lain itu dapat menguntungkan dirinya atau sebaliknya telah merugikan dirinya. Jadi dengan kata lain, ia memperhatikan orang lain hanya semata-mata demi dirinya sendiri. Sebagai orang-orang yang telah lebih dahulu dikasihi, diselamatkan dan diperbaharui oleh Tuhan Yesus, apakah Anda masih hidup dalam keadaan yang egois dan egosentris? Seharusnya tidaklah demikian! Teladan Tuhan Yesus dalam memikirkan orang lain dan bukan hanya memikirkan diri sendiri harus dicontoh oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya. 2. TUHAN YESUS DATANG UNTUK MELAYANI Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk melayani. Hal ini harus diteladani pula! Sebab memikirkan orang lain secara abstrak saja tidaklah cukup, tetapi harus ada tindakan nyata untuk mewujudkannya. Kalaupun Tuhan Yesus, yang adalah Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan itu, mau datang ke dalam dunia yang hina dan penuh dosa ini, sesungguhnya hal itu sudah merupakan penghargaan yang tiada tara bagi manusia nista. Tetapi yang dilakukannya jauh lebih besar… Ia rela datang untuk melayani Mat. 2028. Apakah manusia bila dibanding dengan Dia yang Mahakudus dan mahamulia? Bila Tuhan Yesus datang ke dalam dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, tidakkah kita sebagai murid-murid-Nya harus melayani dengan lebih sungguh lagi? Banyak orang yang membutuhkan pelayanan kita, baik saudara-saudara seiman maupun orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus. Marilah kita melayani dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budi kita serta sesuai dengan kemampuan dan talenta yang ada pada kita. 3. TUHAN YESUS RELA MENGORBANKAN DIRI Tuhan Yesus rela berkorban demi umat manusia. Dengan kerelaan-Nya untuk berinkarnasi menjadi manusia, sebenarnya Tuhan Yesus telah memberikan pengorbanan yang besar. Ia tidak terbatas rela menjadi terbatas; Ia yang Mahakaya rela menjadi miskin; Ia yang Mahakuasa dan Mahamulia rela menjadi pelayan. Bukanlah semuanya itu telah menunjukkan suatu pengorbanan yang sangat besar? Tetapi pengorbanan yang Tuhan Yesus berikan jauh melebihi semuanya itu! Ia rela mati di atas kayu salib demi penebusan dosa umat manusia yang seharusnya binasa. Segala hukuman dan derita yang seharusnya diterima oleh umat manusia telah dipikul-Nya sendiri di atas kayu salib, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Tuhan Yesus datang ke dunia pada hari Natal adalah untuk menebus dosa manusia melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Pelayanan yang berarti senantiasa menuntut adanya pengorbanan. Pengorbanan Kristus yang tiada taranya itu telah membuka lembaran baru bagi manusia. Ia memberi kehidupan yang penuh pengharapan bagi manusia yang sudah tak berpengharapan. Bagaimana respon Saudara dan saya, orang-orang yang telah diselamatkan-Nya? Apakah ada kerelaan di hati kita untuk berkorban bagi Tuhan, pelayanan dan sesama manusia? Tuhan Yesus telah memberikan teladan yang terindah dalam hal kerelaan berkorban. Tidakkah kita mau meneladani-Nya? Bagaimana kita menghadapi Hari Natal yang merupakan peringatan akan inkarnasi Tuhan Yesus? Mungkin saja Hari Natal ini akan berlalu seperti tahun-tahun kemarin tanpa memberikan dampak dan perubahan yang berarti dalam hidup kita. Tetapi bukan tidak mungkin Hari Natal kali ini mendatangkan berkat Tuhan dan dampak positif dalam hidup kita. Semua itu terpulang kepada bagaimana kita melalui Hari Natal dan bagaimana pula respon kita terhadap Yesus Kristus yang telah berinkarnasi di Hari Natal. Good morning. God bless you. Andreas Loanka bagusp Official Writer Apakah arti Natal yang sesungguhnya? Sekarang sudah dekat masa natal dan tiap orang mempunyai makna natal yang berbeda-beda. Apakah sebenarnya makna natal bagi kita orang yang percaya? Setiap orang memaknai arti cinta dalam makna yang berbeda-beda tapi ada satu kata yang selalu kita ingat ketika menyebutkan kata cinta, yaitu pengorbanan. Lalu apa yang dimaksud dengan pengorbanan ? Pengorbanan adalah suatu tindakan yang kita lakukan dengan atau tanpa diketahui orang tersebut untuk membuat mereka merasa bahagia tanpa mengharapkan timbal balik. Sehingga sangat wajar jika perasaan tanpa memiliki hati yang rela berkorban tidak bisa kita sebut sebagai cinta. Apapun pasti akan kita lakukan untuk membuat orang yang kita cintai bahagia tanpa memperdulikan apakah hal tersebut akan menguntungkan atau merugikan bagi diri kita sendiri. Hal ini yang dilakukan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu, Dia datang ke bumi untuk melepaskan belenggu dosa yang mengikat manusia dan memperbaiki hubungan kita dengan-Nya walaupun Dia sudah mengetahui secara pasti rasa sakit atas penolakan, hinaan dan siksaan yang Dia akan dialami selama berada di dunia. Semua itu Tuhan lakukan karena sangat mencintai manusia, Dia tidak ingin kita masuk ke dalam hukuman yang kekal, yaitu neraka. Baca Juga Dehidrasi Rohani Buat Kita Tinggalkan Makna Natal Sesungguhnya, Kenali 5 Tandanya Ini Lalu kenapa Tuhan menciptakan neraka, jika Tuhan tidak mau manusia masuk ke dalamnya ? Tidak pernah terpikir sedikit pun oleh Tuhan ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa untuk manusia masuk ke dalam neraka karena sebenarnya Tuhan ciptakan untuk menghukum Lusifer dan para malaikat yang memberontak di surga. Namun ketika manusia jatuh ke dalam dosa dan Tuhan adalah Allah Maha Adil dan Allah Maha Kasih, Tuhan harus bersikap adil untuk tetap menghukum manusia, karena itu Tuhan rela untuk meninggalkan segala kenyaman-Nya lalu datang ke dalam dunia menjadi seorang manusia untuk menggantikan posisi kita untuk menanggung hukuman yang seharusnya kita dapatkan. Sehingga atas pengorbanan-Nya kita terbebas dari belenggu dosa dan kita memiliki kesempatan untuk bisa tinggal bersama-sama dengan-Nya di surga. Di atas adalah sepintas tentang pengorbanan yang Tuhan lakukan untuk kita dan pada tanggal 25 Desember ini ada momen spesial yang sudah kita tunggu-tunggu. Kita akan memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus ke dalam dunia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Natal. Apa yang terlintas dalam benak kalian jika mendengar kata “Natal”? Berkumpul dengan keluarga, bertukar hadiah, big sale Christmas di mall-mall, liburan akhir tahun atau kalian membayangkan bonus akhir tahun? Terlepas dari itu semua, kita harus benar-benar memaknai arti natal sesungguhnya, karena di momen ini kita mengetahui seberapa besar pengorbanan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Namun permasalahannya banyak dari kita yang menganggap Natal sebagai perayaan tahunan yang biasa saja, disinilah kita harus merubah pola pikir kita. Natal bukan hanya sekedar perayaan dengan datang ke gereja karena Natal adalah hari peringatan atas kelahiran Raja diatas segala Raja, yaitu Tuhan Yesus. Lalu, hal apa yang bisa kita lakukan untuk memaknai pengorbanan Tuhan di momen kelahiran-Nya ? Memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan Banyak hal yang bisa membuat kita kehilangan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan dan melakukan perbuatan yang menyakit-Nya, sebagai contoh Masalah, zona nyaman, kesuksesan, pekerjaan, sekolah, pacar, dll. Semua hal itu membuat kita menjauh dari Tuhan, kasih mula-mula yang kita miliki mulai tergerus. Jika hal ini mulai terjadi ingatlah betapa Tuhan mencintai kita dan telah membuktikan cinta-Nya dengan lahir di dunia untuk menebus semua dosa-dosa kita, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk terus melekat didalam-Nya. Di momen natal ini merupakan momen yang tepat untuk kita memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan, perbaharui komitmen-komitmen sebagai anak-anak Kristus. Membuat target baru dalam bidang rohani dan menjadi berkat Setelah kita memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan, alangkah baiknya jika kita membuat target-target baru untuk meningkatkan kualitas kehidupan rohani kita. Sebagai contoh Menemukan panggilan hidup, sangat penting bagi kita menemukan panggilan hidup kita karena dari sana kita bisa menjadi berkat bagi orang-orang disekitar kita dan terus bertumbuh hingga menjadi anak-anak Tuhan yang dewasa. Menemukan talenta yang kita miliki, talenta adalah anugrah yang Tuhan berikan kepada kita, berkembang atau tidak berkembang talenta adalah pilihan kita masing-masing. Melalui talenta yang kita miliki inilah Tuhan ingin berkarya di dalam-Nya untuk memberkati orang lain maupun memberkati diri kita. Memang Tuhan tidak pernah menuntut kita untuk membalas kebaikan-Nya, namun kita harus menyadari apa yang sudah menjadi tugas kita sebagai anak-anak-Nya, yaitu tidak menyia-yiakan pengorbanan-Nya. Kedua tindakan di atas adalah sedikit contoh yang bisa kita lakukan untuk tidak menyia-yiakan pengorbanan-Nya dan memaknai momen natal lebih lagi. Mari kita berlomba-lomba untuk menjadi anak-anak Tuhan yang penuh dengan kemenangan dan mencapai garis akhir perlombaan. Selamat memaknai hari kelahiran Tuhan. “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” - 2 Timotius 47 Sumber Halaman 1

renungan kristen tentang makna natal